Indonesia
merupakan negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif,
yaitu Lempeng IndoAustralia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kondisi
geografis ini menyebabkan Indonesia rawan terhadap berbagai bencana geologi,
seperti gempa bumi dan tsunami. Salah satu wilayah yang memiliki risiko tinggi
terhadap ancaman tsunami adalah kota
Padang, Sumatera Barat, yang berada di pesisir
barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan zona subduksi aktif di
Samudera Hindia.
Sejarah
mencatat bahwa wilayah Padang dan sekitarnya telah beberapa kali mengalami
gempa bumi kuat yang berpotensi tsunami, seperti gempa besar pada tahun 2009.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya bencana serupa
di masa depan. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah pesisir serta
keterbatasan waktu evakuasi, diperlukan upaya mitigasi yang serius untuk
meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Salah satu
solusi yang efektif adalah pengembangan dan penerapan sistem deteksi dini tsunami (early warning system). Sistem ini bertujuan untuk memberikan peringatan sedini mungkin
kepada masyarakat ketika terdeteksi adanya potensi tsunami, sehingga dapat
dilakukan evakuasi secara cepat dan tepat waktu. Sistem deteksi dini tsunami
umumnya melibatkan berbagai sensor serta komunikasi realtime dengan pusat data dan masyarakat.
Dengan
mengingat pentingnya keselamatan masyarakat pesisir, pengembangan sistem
deteksi dini tsunami khususnya di daerah Pantai Padang menjadi hal yang
mendesak. Teknologi yang andal, komunikasi yang cepat, serta keterlibatan
masyarakat dalam sistem peringatan akan menjadi kunci dalam membangun
kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami.
Input adalah semua data dan perintah yang dimasukkan ke dalam memori untuk
diproses lebih lanjut oleh mikroprosesor. Sebuah perangkat input adalah komponen
piranti keras yang memungkinkan user atau pengguna memasukkan data ke dalam mikroprosesor. Output adalah data hasil yang telah diproses. Perangkat output adalah
semua komponen piranti keras yang menyampaikan informasi kepada orang-orang
yang menggunakannya.
Pada STM32 dan Raspberry Pi Pico pin input/output terdiri dari digital dan analog
yang jumlah pin-nya tergantung jenis mikrokontroller yang digunakan. Input digital
digunakan untuk mendeteksi perubahan logika biner pada pin tertentu. Adanya input
digital memungkinkan mikrokontroler untuk dapat menerjemahkan 0V menjadi logika
LOW dan 5V menjadi logika HIGH. Membaca sinyal digital pada mikrokontroller
dapat menggunakan sintaks digitalRead(pin):
Output digital terdiri dari dua buah logika, yaitu kondisi logika HIGH dan kondisi
logika LOW. Untuk menghasilkan output kita dapat menggunakan sintaks
digitalWrite(pin,nilai); yang sebelumnya pin sudah diset ke mode OUTPUT, lalu
parameter kedua adalah set nilai HIGH atau LOW. Apabila pin diset dengan nilai
HIGH, maka voltase pin tersebut akan diset ke 5V atau 3.3V dan bila pin diset ke LOW,
maka voltase pin tersebut akan diset ke 0V.
4.2 PWM
PWM (Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi
dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian
berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus
dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.
Duty Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High)
dengan perioda. Duty Cycle biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).
Gambar 1. Duty Cycle
Duty Cycle = tON / ttotal
Ton = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran
berada pada posisi tinggi (high atau 1)
Toff = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran
berada pada posisi rendah (low atau 0)
Ttotal= Waktu satu siklus atau penjumlahan antara Ton dengan
Toff atau disebut juga dengan “periode satu gelombang”
Pada Raspberry Pi Pico, terdapat blok PWM yang terdiri dari 8 unit
(slice), dan masing-masing slice dapat mengendalikan dua sinyal PWM atau
mengukur frekuensi serta duty cycle dari sinyal input. Dengan total 16
output PWM yang dapat dikontrol, semua 30 pin GPIO bisa digunakan
untuk PWM. Setiap slice memiliki fitur utama seperti penghitung 16-bit,
pembagi clock presisi, dua output independen dengan duty cycle 0–100%,
serta mode pengukuran frekuensi dan duty cycle. PWM pada Raspberry Pi
Pico juga mendukung pengaturan fase secara presisi serta dapat diaktifkan
atau dinonaktifkan secara bersamaan melalui satu register kontrol global,
sehingga memungkinkan sinkronisasi beberapa output untuk aplikasi yang
lebih kompleks.
4.3 ADC
ADC atau Analog to Digital Converter merupakan salah satu perangkat
elektronika yang digunakan sebagai penghubung dalam pemrosesan sinyal
analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini adalah mengubah
sinyal masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi sinyal
digital dengan bentuk kode-kode digital.
Raspberry Pi Pico memiliki empat ADC (Analog-to-Digital Converter)
12-bit dengan metode SAR, tetapi hanya tiga kanal yang dapat digunakan
secara eksternal, yaitu ADC0, ADC1, dan ADC2, yang terhubung ke pin
GP26, GP27, dan GP28. Kanal keempat (ADC4) digunakan secara internal
untuk membaca suhu dari sensor suhu bawaan. Konversi ADC dapat
dilakukan dalam tiga mode: polling, interrupt, dan FIFO dengan DMA.
Kecepatan konversi ADC adalah 2μs per sampel atau 500 ribu sampel per
detik (500kS/s). Mikrocontroller RP2040 berjalan pada frekuensi 48MHz
yang berasal dari USB PLL, dan setiap konversi ADC membutuhkan 96
siklus CPU, sehingga waktu samplingnya adalah 2μs per sampel.
4.4 Interrupt
Interrupt adalah mekanisme yang memungkinkan suatu instruksi atau perangkat I/O untuk menghentikan sementara eksekusi normal prosesor agar dapat diproses lebih dulu seperti memiliki prioritas tertinggi. Misalnya, saat prosesor menjalankan tugas utama, ia juga dapat terus memantau apakah ada kejadian atau sinyal dari sensor yang memicu interrupt. Ketika terjadi interrupt eksternal, prosesor akan menghentikan sementara tugas utamanya untuk menangani interrupt terlebih dahulu, kemudian melanjutkan eksekusi normal setelah selesai menangani interrupt tersebut. Fungsi yang menangani interrupt disebut Interrupt Service Routine (ISR), yang dieksekusi secara otomatis setiap kali interrupt terjadi.
Pada RP2040, setiap inti prosesor dilengkapi dengan ARM Nested Vectored Interrupt Controller (NVIC) yang memiliki 32 jalur interrupt. Namun, hanya 26 jalur pertama yang digunakan, sedangkan jalur IRQ 26 hingga 31 tidak aktif. Setiap NVIC menerima interrupt yang sama, kecuali untuk GPIO, di mana setiap bank GPIO memiliki satu interrupt per inti. Ini berarti, misalnya, core 0 dapat menerima interrupt dari GPIO 0 di bank 0, sementara core 1 menerima interrupt dari GPIO 1 di bank yang sama secara independen. Jika diperlukan, inti prosesor masih bisa dipaksa masuk ke interrupt handler dengan menulis bit 26 hingga 31 pada register NVIC ISPR.
4.5 MILLIS
Berbeda dengan delay(), yang menghentikan eksekusi program selama waktu tertentu, millis() memungkinkan sistem untuk menjalankan beberapa tugas secara bersamaan tanpa menghentikan proses lainnya. Hal ini berguna dalam aplikasi yang memerlukan multitasking berbasis waktu, seperti pengendalian sensor, komunikasi serial, atau implementasi sistem real-time. Pada platform seperti Raspberry Pi Pico yang sering diprogram menggunakan MicroPython, fungsi utime.ticks_ms() menyediakan fungsionalitas yang sepadan. Fungsi ini mengembalikan nilai penghitung milidetik yang bersifat monotonik (terus bertambah) sejak sistem dimulai atau modul utime dimuat. Sama seperti millis() dan HAL_GetTick(), nilai ticks_ms() juga akan mengalami wrap-around (kembali ke nol) setelah mencapai batasnya, sehingga penggunaan fungsi utime.ticks_diff() menjadi penting untuk perhitungan selisih waktu yang akurat dan aman terhadap overflow. Dengan demikian, utime.ticks_ms() memungkinkan implementasi pola penjadwalan dan delay non-blocking yang serupa untuk menciptakan aplikasi yang responsif di lingkungan MicroPython.
UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.
Gambar 2. Cara Kerja Komunikasi UART
Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudia di transfer secara parallel ke data bus penerima.
4.6.2 I2C (Inter-Integrated Circuit)
Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial dua
arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun menerima
data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang
membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya.
Gambar 3. Cara Kerja Komunikasi I2C
Pada I2C, data ditransfer dalam bentuk message yang terdiri dari kondisi start, Address
Frame, R/W bit, ACK/NACK bit, Data Frame 1, Data Frame 2, dan kondisi Stop. Kondisi start
dimana saat pada SDA beralih dari logika high ke low sebelum SCL. Kondisi stop dimana saat
pada SDA beralih dari logika low ke high sebelum SCL.
R/W bit berfungsi untuk menentukan apakah master mengirim data ke slave atau meminta
data dari slave. (logika 0 = mengirim data ke slave, logika 1 = meminta data dari slave)
ACK/NACK bit berfungsi sebagai pemberi kabar jika data frame ataupun address frame telah
diterima receiver.
4.6.3 SPI (Series Peripheral Interface)
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial synchronous
berkecepatan tinggi yang dimiliki oleh STM32F407VGT6 dan Raspberry Pi Pico. Komunikasi
SPI membutuhkan 3 jalur utama yaitu MOSI, MISO, dan SCK, serta jalur tambahan SS/CS.
Melalui komunikasi ini, data dapat saling dikirimkan baik antara mikrokontroler maupun antara
mikrokontroler dengan perangkat periferal lainnya.
•MOSI (Master Output Slave Input) Jika dikonfigurasi sebagai master, maka pin MOSI berfungsi sebagai output. Sebaliknya, jika dikonfigurasi sebagai slave, maka pin MOSI berfungsi sebagai input. • MISO (Master Input Slave Output)
Jika dikonfigurasi sebagai master, maka pin MISO berfungsi sebagai input. Sebaliknya, jika dikonfigurasi sebagai slave, maka pin MISO berfungsi sebagai output.
• SCLK (Serial Clock)
Jika dikonfigurasi sebagai master, maka pin SCLK bertindak sebagai output untuk memberikan sinyal clock ke slave. Sebaliknya, jika dikonfigurasi sebagai slave, maka pin SCLK berfungsi sebagai input untuk menerima sinyal clock dari master.
• SS/CS (Slave Select/Chip Select) Jalur ini digunakan oleh master untuk memilih slave yang akan dikomunikasikan. Pin SS/CS harus dalam keadaan aktif (umumnya logika rendah) agar komunikasi dengan slave dapat berlangsung.
Gambar 4. Cara Kerja Komunikasi SPI
Sinyal clock dialirkan dari master ke slave yang berfungsi untuk sinkronisasi. Master dapat
memilih slave mana yang akan dikirimkan data melalui slave select, kemudian data dikirimkan
dari master ke slave melalui MOSI. Jika master butuh respon data maka slave akan mentransfer
data ke master melalui MISO.
4.7 Raspberry Pi Pico
Raspberry Pi Pico adalah papan rangkaian elektronik yang di dalamnya terdapat
komponen utama chip mikrokontroler RP2040, yang dirancang dan diproduksi oleh
Raspberry Pi Foundatio. Tidak seperti komputer mini raspberry Pi lainnya yang
menjalankan sistem operasi seperti Linux, Pico dirancang untuk tugas-tugas yang lebih
sederhana dan langsung (embedded system), seperti membaca sensor, mengontrol
perangkat, atau melakukan pengolahan data pada tingkat hardware.
Adapun spesifikasi dari Raspberry Pi Pico adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Raspberry pi pico
Parameter
Spesifikasi
Microcontroller
RP2040
Operating
Voltage
3.3 V
Input Voltage
(recommended)
5 V via USB
Input Voltage
(limit)
1.8–5.5 V
Digital I/O
Pins
26 GPIO pins
PWM Digital
I/O Pins
16
Analog Input
Pins
3
DC Current
per I/O Pin
16 mA
DC Current
for 3.3V Pin
300 mA
Flash Memory
2 MB on-board
QSPI Flash
SRAM
264 KB
Clock Speed
Hingga 133
MHz
Gambar 6. Konfigurasi pin Raspberry pi pico
Bagian-bagian pendukunng
1RAM (Random Access Memory)
Raspberry Pi Pico dilengkapi dengan 264KB
SRAM on-chip. Kapasitas RAM yang lebih besar ini memungkinkan Pico menjalankan
aplikasi yang lebih kompleks dan menyimpan data lebih banyak.
2.Memori Flash Eksternal
Raspberry Pi Pico tidak memiliki ROM
tradisional. Sebagai gantinya, ia menggunakan memori flash eksternal. Kapasitas
memori flash ini dapat bervariasi, umumnya antara 2MB hingga 16MB, tergantung
pada konfigurasi. Memori flash ini digunakan untuk menyimpan firmware dan
program pengguna. Penggunaan memori flash eksternal pada Pico memberikan
fleksibilitas lebih besar dalam hal kapasitas penyimpanan program.
3Crystal Oscillator
Raspberry Pi Pico menggunakan crystal
oscillator untuk menghasilkan sinyal clock yang stabil. Sinyal clock ini
penting untuk mengatur kecepatan operasi mikrokontroler dan komponen lainnya.
4.Regulator Tegangan
Untuk memastikan pasokan tegangan yang
stabil ke mikrokontroler.
5.Pin GPIO (General Purpose Input/Output):
Untuk menghubungkan Pico ke berbagai
perangkat eksternal seperti sensor, motor, dan LED.
4.8 Sensor Vibration
Gambar 7. Sensor vibration
Sensor getaran adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur getaran atau gerakan mekanis. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa getaran atau perubahan gerakan akan menghasilkan perubahan dalam parameter fisik tertentu, seperti tegangan atau arus listrik. Salah satu jenis sensor getaran yang umum adalah sensor piezoelektrik, yang menghasilkan tegangan listrik ketika mengalami deformasi mekanis akibat getaran. Sensor getaran digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pemantauan kondisi mesin di industri, deteksi gempa bumi, hingga aplikasi keamanan seperti alarm anti-pencurian. Penggunaan sensor getaran memungkinkan identifikasi dini masalah mekanis, sehingga pemeliharaan preventif dapat dilakukan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. Sensor ini memiliki beragam spesifikasi teknis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi, termasuk rentang frekuensi, sensitivitas, dan lingkungan operasi.
Gambar 8. Vibration sensor module pinout
Pin Configuration of Vibration Sensor Module
Pin Name
Description
VCC
The Vcc pin powers the module, typically with +5V
GND
Power Supply Ground
DO
Digital Out Pin for Digital Output.
Vibration Sensor Module Features & Specifications
Operating Voltage: 3.3V to 5V DC
Operating Current: 15mA
Using SW-420 normally closed type vibration sensor
LEDs indicating output and power
LM393 based design
Easy to use with Microcontrollers or even with normal Digital/Analog IC
With bolt holes for easy installation
Small, cheap and easily available
Gambar 9. Grafik Respon Sensor Vibration
4.9 Sensor Ultrasonik (HCSR04)
Gambar 10. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik merupakan sensor yang menggunakan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik yaitu gelombang yang umum digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu benda dengan memperkirakan jarak antara sensor dan benda tersebut. Sensor ini berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik begitu pula sebaliknya. Gelombang ultrasonik memiliki frekuensi sebesar 20.000 Hz. Bunyi tersebut tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Bunyi tersebut dapat didengar oleh hewan tertentu seperti anjing, kelelawar dan kucing. Bunyi gelombang ultrasonik dapat merambat melalui zat cair, padat dan gas. Sensor ini bekerja dengan memancarkan pulsa ultrasonik dari pemancar dan kemudian menerima gema yang dipantulkan kembali oleh objek di depannya melalui penerima.
Ultrasonic Sensor Pinout Configuration
Pin Number
Pin Name
Description
1
Vcc
The Vcc pin powers the sensor, typically with +5V
2
Trigger
Trigger pin is an Input pin. This pin has to be kept high for 10us to initialize measurement by sending US wave.
3
Echo
Echo pin is an Output pin. This pin goes high for a period of time which will be equal to the time taken for the US wave to return back to the sensor.
4
Ground
This pin is connected to the Ground of the system.
HC-SR04 Sensor Features
Operating voltage: +5V
Theoretical Measuring Distance: 2cm to 450cm
Practical Measuring Distance: 2cm to 80cm
Accuracy: 3mm
Measuring angle covered: <15°
Operating Current: <15mA
Operating Frequency: 40Hz
Gambar 11. Grafik jarak banding waktu sensor ultrasonic
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa sensor ultrasonik memiliki kinerja rendah dalam pengukuran pada jarak yang rendah. Kinerja sensor memiliki hasil yang akurat untuk pengukuran jarak jauh. Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut. Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus:
S = 340.t/2
Keterangan:
• S = jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul)
• t = selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver
Gambar 12. Visualisasi sinyal dari sensor ultrasonic
4.10 Sensor Piezoelektrik
Gambar 13. Piezzoelektrik
Sensor piezoelektrik adalah sebuah komponen elektronika yang menggunakan efek piezoelektrik untuk mengubah energi mekanik berupa tekanan menjadi energi listrik. Piezoelektrik merupakan sistem yang terdiri dari bahan tertentu, seperti Barium titanat dan berbagai jenis keramik yang dapat menghasilkan tegangan listrik saat ditambah tekanan atau kekuatan mekanik di kedua bidangnya.
Grafik Respon :
Piezoelectric Sensor Pin Configuration
Pin Name
Description
Outer Circle
This gives Negative output voltage
Inner Circle
This gives positive output voltage
Features and Specifications
Impedance:≤500Ω;
Voltage:≤30Vp-p;
Operating temperature:-20°C~+60°C
Storage temperature:-30°C~+70°C
Low Soldering temperature
Strain sensitivity: 5V/µƐ
Material: Quartz (mostly used)
4.11 Motor Servo
Gambar 14. Motor servo
Motor servo adalah bagian dari salah satu motor listrik yang paling sering digunakan. Motor servo merupakan sebuah perangkat berbentuk motor atau penggerak yang menggunakan sistem kontrol umpan balik loop tertutup atau servo. Gerakan dan posisi akhir poros motor servo dikontrol dengan sistem kontrol loop tertutup. Maksudnya adalah motor servo dapat diatur sesuai kebutuhan dengan memastikan letak sudut dari poros output motor. Sensor yang ada di dalam motor servo akan mendeteksi posisi poros output yang tepat sehingga sinyal kendali yang dikirim oleh kontrol input akan menjaga poros tetap pada posisi yang diinginkan.
Motor servo akan bekerja dengan baik bila pin kontrolnya diberikan sinyal PWM dengan frekuensi 50 Hz. Frekuensi tersebut dapat diperoleh ketika kondisi Ton duty cycle berada di angka 1,5 ms. Dalam posisi tersebut rotor dari motor berhenti tepat di tengah-tengah alias sudut nol derajat atau netral. Pada saat kondisi Ton duty cycle kurang dari angka 1,5 ms, maka rotor akan berputar berlawanan arah jarum jam. Sebaliknya pada saat kondisi Ton duty cycle lebih dari angka 1,5 ms, maka rotor akan berputar searah jarum jam.
Spesifikasi Motor Servo:
Model motor: SG90
Sudut Rotasi: 180°
Arus: 250 mA
Tegangan: 5 Volt
Panjang Kabel: 25cm
Perumahan Motor P x L x T: 23x12x26 mm
Tinggi Motor (dengan poros): 32 mm
Kecepatan: 0.12 detik / 60 derajat (bervariasi berdasarkan VDC)
Untuk dapat mengontrol motor servo kita perlu memberikan pulsa high dan pulsa low dengan lebar tertentu. Frekuensi yang diperlukan adalah 50 Hz. Pulsa ini dapat dihasilkan dengan port I/O biasa pada mikrokontroler. Namun terkadang dengan cara ini pergerakan servo menjadi kurang akurat. Oleh karena itu digunakan metode Pulse Width Modulation (PWM). Dengan metode PWM dapat dihasilkan gerakan servo yang cukup akurat dengan resolusi yang kita sesuaikan dengan keinginan kita
Berikut ini adalah salah satu contoh pulsa yang dihasilkan untuk menggerakan servo dengan sudut 0o,90o, dan 180o
Pulsa ini dapat dihasilkan dari pin OCR pada mikrokontroler. Perlu pengaturan register timer pada mikrokontroler agar dapat dihasilkan pulsa dengan lebar yang sesuai kita inginkan. Hal yang sangat penting adalah pengaturan frekuensi dan lebar pulsa on dan pulsa off. Oleh karena itu perlu dihitung berapa konstanta-konstanta timer yang di atur pada mikrokontroler.
4.12 LCD 16x2
Gambar 15. LCD 16X2
Pengertian LCD (Liquid Crystal Display), LCD (Liquid Crystal Display) adalah jenis tampilan layar yang menggunakan senyawa cair yang memiliki struktur molekul polar, ditempatkan di antara dua elektroda transparan. Ketika medan listrik diberikan, molekul-molekul tersebut akan menyesuaikan posisinya pada medan dan membentuk susunan kristalin yang mempolarisasi cahaya yang melaluinya. Citra dihasilkan dengan menggabungkan kondisi nyala dan mati dari piksel-piksel yang membentuk layar LCD. Umumnya, LCD yang dijual di pasaran telah dilengkapi dengan sirkuit terintegrasi sehingga pengguna dapat dengan mudah mengontrol tampilan LCD menggunakan mikrokontroler dan mengirimkan data melalui pin input yang telah tersedia.
Gambar 16. Stuktur penyusun LCD
Spesifikasi LCD I2C:
•Format tampilan: 16 x 2 karakter
•Pengontrol bawaan: ST 7066 (atau setara)
•Siklus kerja: 1/16
•5 x 8 titik termasuk kursor
•Supply + 5 V (juga tersedia untuk + 3 V)
•LED dapat digerakkan oleh pin 1, pin 2, pin 15, pin 16 atau A dan K
•N.V. opsional untuk supply + 3 V
•Kontrol pin: SDA dan SCL
•Built-in potensio untuk adjust brightness
•Built-in jumper untuk menon-aktifkan backlight
•Dimensi: 40mm x 18mm
•Berat: 20 gram
Pinout LCD I2C
Pin name
Pin type
Pin description
GND
Power
Ground
VCC
Power
Voltage Input
SDA
I2C Data
Serial Data
SCL
I2C Clock
Serial Clock
A0
Jumper
I2C Address Selection 1
A1
Jumper
I2C Address Selection 2
A2
Jumper
I2C Address Selection 3
Backlight
Jumper
Control Backlight of panel
4.13 Buzzer
Gambar 17. Buzzer
Buzzer merupakan komponen elektronik yang mampu menghasilkan getaran suara dalam bentuk gelombang bunyi. Getaran suara diproduksi saat buzzer menerima tegangan listrik yang sesuai dengan spesifikasi dan karakteristiknya. Buzzer sering digunakan sebagai alarm karena cara penggunaannya yang sederhana: cukup berikan tegangan input untuk menghasilkan getaran suara yang dapat didengar.
Spesifikasi Buzzer:
•Tegangan pengoperasian: 5V
•Arus : ≤30mA
•Keluaran suara pada 10cm: ≥85dB
•Frekuensi resonansi: 2300 ±300Hz
•Nada: Berkelanjutan
•Suhu operasional: -25°C hingga +80°C
•Suhu penyimpanan: -30°C hingga +85°C
•Berat: 2g
Pinout Buzzer:
•Pin VCC : Positif
•Pin GND : Negatif
4.14 Kabel Jumper
Gambar 18. Jumper
Kabel jumper adalah kabel elektrik yang memiliki pin konektor di setiap ujungnya dan memungkinkan untuk menghubungkan dua komponen tanpa memerlukan solder. Biasanya kabel jamper digunakan pada breadboard atau alat prototyping lainnya agar lebih mudah untuk mengutak-atik rangkaian. Konektor yang ada pada ujung kabel terdiri atas dua jenis yaitu konektor jantan (male connector) dan konektor betina (female connector).
Jenis-jenis kabel jumper meliputi:
a. Kabel Jumper Male-to-Male (M-M): Kabel ini memiliki konektor male di kedua ujungnya. Digunakan untuk menghubungkan dua titik pada breadboard atau menghubungkan titik pada breadboard dengan pin header pada mikrokontroler atau modul. b.Kabel Jumper Male-to-Female (M-F): Kabel ini memiliki konektor male di satu ujung dan konektor female di ujung lainnya. Biasanya digunakan untuk menghubungkan pin header pada mikrokontroler atau modul dengan perangkat yang memiliki konektor male. c.Kabel Jumper Female-to-Female (F-F): Kabel ini memiliki konektor female di kedua ujungnya. Umumnya digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang memiliki konektor male, seperti menghubungkan modul sensor dengan mikrokontroler
4.15 Beardbord
Gambar 19. Beardboard
Breadboard terdiri dari lubang yang digunakan untuk menempatkan terminal komponen dan kemudian lubang ini dihubungkan satu sama lain menggunakan berbagai kabel/kawat. Dua baris pertama (atas) dan dua baris terakhir (bawah) papan breadboard digunakan untuk positif (satu baris pertama dan terakhir dua) dan untuk negatif (baris lain dari dua pertama dan terakhir). Pada gambar breadboar di atas, dua baris pertama (atas) dan terakhir (bawah) papan breadboard terdiri dari 5 lubang di setiap kolom (total 10 kolom) saling terhubung secara horizontal satu sama lain secara internal. Jika terminal sumber daya terhubung dalam satu lubang satu kolom di baris atas atau bawah (salah satu dari dua baris), maka daya listrik yang sama dapat diambil dari lima lubang berturut-turut di kolom yang sama.
4.16 Resistor
Gambar 20. Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Cara membaca nilai resistor yaitu dengan menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna : 1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama. 2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua. 3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga. 4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n). 5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari resistor
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah gelang warna-warna Resistor
Gambar 21. Tabel gelang warna resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Sistem deteksi
tsunami otomatis ini bekerja berdasarkan tiga tahapan utama yang saling
terintegrasi. Pertama, sensor getaran (vibration sensor) yang terpasang di
daratan pantai akan mendeteksi aktivitas seismik atau gempa bumi. Ketika
getaran terdeteksi melebihi ambang batas tertentu, Raspberry Pi Pico 1 akan
menganggapnya sebagai potensi awal tsunami dan segera mengirim perintah ke Pico
2 melalui komunikasi UART. Selanjutnya,
Raspberry Pi Pico 2 akan mengaktifkan sensor ultrasonik yang terpasang pada
tiang di tepi laut untuk memantau ketinggian muka air secara real-time. Jika
permukaan laut naik dengan cepat melebihi batas normal, Pico 2 akan
menggerakkan motor servo untuk mengangkat tembok laut otomatis sebagai
penghalang gelombang. Setelah tembok terangkat, sensor piezoelektrik yang
tertanam pada tembok tersebut akan mendeteksi besarnya tekanan atau hantaman
dari gelombang air. Sensor ini menghasilkan sinyal analog berupa tegangan yang
menunjukkan seberapa kuat kekuatan gelombang tersebut. Data dari ketiga sensor
ini diproses oleh Raspberry Pi Pico 1 untuk menentukan tingkat bahaya. Hasil akhirnya akan ditampilkan melalui LCD I2C
dengan indikator status: "AMAN" jika tidak ada ancaman,
"WASPADA" jika ada indikasi gelombang datang, dan "BAHAYA"
jika gelombang besar benar-benar menghantam. Prinsip kerja ini memungkinkan
sistem memberikan peringatan dini dan perlindungan aktif secara otomatis dalam
menghadapi potensi bencana tsunami. Dan buzzer akan aktif jika terdeteksi "WASPADA" atau "BAHAYA" yang dibedakan oleh frekuensi nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar